Senin, 11 April 2011

menganalisis

Pengertian Analisis Situasi

Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai dari analisis situasi. Proses pemecahan masalah diharapkan benar-benar memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Semua itu memerlukan dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.
Tujuan analisis situasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan permasalahan (identifikasi masalah). Analisa situasi juga dapat digunakan dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan. 
Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat memotret kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta determinan-determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat. 
Analisis Situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present condition atau the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-aporan atau publikasi melalui metode observasi dan wawancara. 
Dari data yang terkumpul perlu kita dapat mengurai masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan konsep : Hl. Blum, pohon masalah, faktor pelayanan kesehatan atau program masyarakat dan lingkungan.
Hendrick L.Blum mengemukakan konsep tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi derajat kesehatan. Terdapat empat faktor yang mempenaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, lingkungan. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan sifat interaksi dapat positif maupun negatif terhadap derajat kesehatan. Besar kecinya pengaruh dari masing-masing faktor Hl. Blum sangat tergantung dari masalah kesehatan yang sedang dihadapi.




Gambar 1. Konsep Hl. Blum
Mengikuti kerangka Konsep HL. Blum, analisis situasi kesehatan selayaknya mengikuti 5 ( lima ) aspek, yaitu :



1. Analisis Derajat ( Masalah ) Kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).

Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (moebiditas) .
a. Angka Kematian /Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator kependudukan. 
• Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate /IMR )
• Angka Kematian Ibu ( Martenal Mortality Rate/MMR )
• Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu ( Age Specific Death Rate/ASDR )
Ketiga angka kematian tersebut merupakan indikator yang peka untuk menggambarkan status kesehatan dibanding dengan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate ) atau Angka Kematian Menurut Umur ( age Spesific Death Rate ) yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan demografis.
b. Angka Kesakitan /Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka yaitu Angka Insidens (Incidence Rate )dan Angka Prevalens (Prevalence Rate).
• Angka Insidens
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
• Angka Prevalens
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam satu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu:
- Point Prevalens : penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam waktu singkat .
- Period Prevalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode tertentu
2. Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkun¬gan dianggap faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan yaitu lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, dan lain-lain.

b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang ternak, dll. 
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita, produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per kapita, Upah Minimal Regional (UMR), 
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata (lembaga-lembaga) yang ada dan hidup di masyarakat seperti pengaruh lembaga adat istiadat, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain. 
3. Analisis Perilaku Kesehatan
Analisis Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, lingkungan serta kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat.. Respons dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap ) maupun aktif ( tindakan nyata atau praktek ). Sedangkan stimulus :
a. Perilaku terhadap sakit : bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit yang ada pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit :
• Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Misal : PHBS, gizi seimbang, olahraga dll.
• Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, dll
• Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan modern maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe dll).
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dll.
d Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Lingkup perilaku ini mencakup :
• Perilaku sehubungan dengan air bersih
• Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
• Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat
• Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk

Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan dapat diambil dari SUSENAS, SKRT, sumber data langsung dari masyarat, pendapat tokoh masyarakat, agama.


4. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas kelililing, bidan desa, dokter praktek, POLINDES, posyandu. Sumber data dan informasi dapat diambil dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), SUSENAS, SKRT, dll. 
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu denagn memperhatikan komponen input-proses-output. Akan tetapi aspek proses dalam program dan pelayanan kesehatan sanat komplek dan berbeda-beda antar program maka analisis lebih ditekankan pada aspek input dan output serta peran serta masyarakat. 

- Analisis input
Input adalah sub elemen- sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.
Imput meliputi tenaga, dana, fasilitas dan sarana kesehatan, kebijakan, teknologi yang diterapkan.
Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas imput yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Misalkan, data sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y
 dianalisis “Kecukupan tenaga kesehatan”
Indikator : 
Rasio nakes dengan jumlah penduduk yan harus dilayani
Rasio bidan dengan jumlah ibu hamil, dll 
- Analisis Output Upaya kesehatan
Dari berbagai pelaksanaan program dapat dilakukan analisis tentang hasil yang dicapai oleh program upaya kesehatan. Dalam analisis ini dibedakan “Pencapaian program” dan “Output program”
Pencapaian program lebih bersifat statis artinya hanya menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu (misal: pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam %)
Output program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan berapa banyak hasil yang diprosuksi per satuan waktu (per bulan) misal. Jumlah pasien pada bulan x. Dengan mengetahui output pada diketahui pola/ trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya menggambarkan kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penetapan sasaran pada masa yang akan datang.


- Analisis peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat seringkali menjadi faktor penting dalam keberhasilan program kesehatan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam analisis peran serta masyarakat yaitu belum adanya ukuran standar peran serta masyarakat dalam program kesehatan, sehingga indikatornya tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran pada daerah lain atau waktu yang lain.
Contoh dari analisis partisipasi masyarakat dalam meningktkan kegiatan posyandu, rasio kader aktif dengan jumlah balita di desa X 

5. Analisis Faktor Hereditas dan kependudukan
Analisis faktor hereditas/keturunan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan biasanya sulit didapat untuk itu dapat menggunakan analisis demografi.
Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan melihat penyakit-penyakit yang terjadi dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal : Penyakit Diabetes Mellitus.
Analisis demografi penting untuk menentukan besaran masalah dan besaran target program dan analisis indikator-Indikator lainnya
Jumlah balita  sasaran imunisasi, sasaran PMT, dll
Untuk melakukan analisis kependudukan data dan informasi yang diperlukan: Jumlah, komposisi serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk, informasi spesifik lainnya : jumlah bayi dan balita, ibu hamil, fertilitas, tingkat pendidikan, mata pencaharian dll. 
Data dapat diperoleh secara tidak langsung (sekunder) di kantor BPS dan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner.

METODE ANALISIS
Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang ada. Analisis situasi kesehatan selanjutnya menggunakan metode-metode epidemiologi untuk menganalisis lebih lanjut. Tujuannya untuk mengetahui epidemiologi penyakit pada kelompok masyarakat tertentu, dapat digunakan untuk penentuan prioritas masalah dan tujuan program yang akan dicapai.






Beberapa analisis sederhana yang dapat dilakukan pada ANALISIS SITUASI kesehatan adalah
1. Analisis pembandingan
Data dari suatu indikator dibandingkan dengan standar yg berlaku umum atau dibandingkan dengan target yang harus dicapai. (Standar lokal, nasional, internasional, nilai cakupan, target dari suatu program kesehatan). Dapat pula dibandingkan dengan data yang didapat dari daerah lain
2. Metode kecenderungan (trend)
Analisis kecencerungan sangat berguna untuk melihat kecenderungan kejadian penyakit di suatu daerah, melihat apakah kejadian penyakit tertentu mempunyai kecenderungan siklus atau tidak serta dapat memperkirakan hubungan kejadian penyakit dengan terjadinya kasus-kasus tertentu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar