Pengertian Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai dari analisis situasi. Proses pemecahan masalah diharapkan benar-benar memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Semua itu memerlukan dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.
Tujuan analisis situasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan permasalahan (identifikasi masalah). Analisa situasi juga dapat digunakan dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan.
Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat memotret kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta determinan-determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
Analisis Situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present condition atau the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-aporan atau publikasi melalui metode observasi dan wawancara.
Dari data yang terkumpul perlu kita dapat mengurai masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan konsep : Hl. Blum, pohon masalah, faktor pelayanan kesehatan atau program masyarakat dan lingkungan.
Hendrick L.Blum mengemukakan konsep tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi derajat kesehatan. Terdapat empat faktor yang mempenaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, lingkungan. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan sifat interaksi dapat positif maupun negatif terhadap derajat kesehatan. Besar kecinya pengaruh dari masing-masing faktor Hl. Blum sangat tergantung dari masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Gambar 1. Konsep Hl. Blum
Mengikuti kerangka Konsep HL. Blum, analisis situasi kesehatan selayaknya mengikuti 5 ( lima ) aspek, yaitu :
1. Analisis Derajat ( Masalah ) Kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (moebiditas) .
a. Angka Kematian /Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator kependudukan.
• Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate /IMR )
• Angka Kematian Ibu ( Martenal Mortality Rate/MMR )
• Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu ( Age Specific Death Rate/ASDR )
Ketiga angka kematian tersebut merupakan indikator yang peka untuk menggambarkan status kesehatan dibanding dengan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate ) atau Angka Kematian Menurut Umur ( age Spesific Death Rate ) yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan demografis.
b. Angka Kesakitan /Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka yaitu Angka Insidens (Incidence Rate )dan Angka Prevalens (Prevalence Rate).
• Angka Insidens
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
• Angka Prevalens
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam satu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu:
- Point Prevalens : penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam waktu singkat .
- Period Prevalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode tertentu
2. Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkun¬gan dianggap faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan yaitu lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, dan lain-lain.
b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang ternak, dll.
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita, produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per kapita, Upah Minimal Regional (UMR),
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata (lembaga-lembaga) yang ada dan hidup di masyarakat seperti pengaruh lembaga adat istiadat, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain.
3. Analisis Perilaku Kesehatan
Analisis Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, lingkungan serta kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat.. Respons dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap ) maupun aktif ( tindakan nyata atau praktek ). Sedangkan stimulus :
a. Perilaku terhadap sakit : bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit yang ada pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit :
• Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Misal : PHBS, gizi seimbang, olahraga dll.
• Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, dll
• Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan modern maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe dll).
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dll.
d Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Lingkup perilaku ini mencakup :
• Perilaku sehubungan dengan air bersih
• Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
• Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat
• Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan dapat diambil dari SUSENAS, SKRT, sumber data langsung dari masyarat, pendapat tokoh masyarakat, agama.
4. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas kelililing, bidan desa, dokter praktek, POLINDES, posyandu. Sumber data dan informasi dapat diambil dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), SUSENAS, SKRT, dll.
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu denagn memperhatikan komponen input-proses-output. Akan tetapi aspek proses dalam program dan pelayanan kesehatan sanat komplek dan berbeda-beda antar program maka analisis lebih ditekankan pada aspek input dan output serta peran serta masyarakat.
- Analisis input
Input adalah sub elemen- sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.
Imput meliputi tenaga, dana, fasilitas dan sarana kesehatan, kebijakan, teknologi yang diterapkan.
Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas imput yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Misalkan, data sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y
dianalisis “Kecukupan tenaga kesehatan”
Indikator :
Rasio nakes dengan jumlah penduduk yan harus dilayani
Rasio bidan dengan jumlah ibu hamil, dll
- Analisis Output Upaya kesehatan
Dari berbagai pelaksanaan program dapat dilakukan analisis tentang hasil yang dicapai oleh program upaya kesehatan. Dalam analisis ini dibedakan “Pencapaian program” dan “Output program”
Pencapaian program lebih bersifat statis artinya hanya menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu (misal: pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam %)
Output program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan berapa banyak hasil yang diprosuksi per satuan waktu (per bulan) misal. Jumlah pasien pada bulan x. Dengan mengetahui output pada diketahui pola/ trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya menggambarkan kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penetapan sasaran pada masa yang akan datang.
- Analisis peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat seringkali menjadi faktor penting dalam keberhasilan program kesehatan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam analisis peran serta masyarakat yaitu belum adanya ukuran standar peran serta masyarakat dalam program kesehatan, sehingga indikatornya tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran pada daerah lain atau waktu yang lain.
Contoh dari analisis partisipasi masyarakat dalam meningktkan kegiatan posyandu, rasio kader aktif dengan jumlah balita di desa X
5. Analisis Faktor Hereditas dan kependudukan
Analisis faktor hereditas/keturunan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan biasanya sulit didapat untuk itu dapat menggunakan analisis demografi.
Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan melihat penyakit-penyakit yang terjadi dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal : Penyakit Diabetes Mellitus.
Analisis demografi penting untuk menentukan besaran masalah dan besaran target program dan analisis indikator-Indikator lainnya
Jumlah balita sasaran imunisasi, sasaran PMT, dll
Untuk melakukan analisis kependudukan data dan informasi yang diperlukan: Jumlah, komposisi serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk, informasi spesifik lainnya : jumlah bayi dan balita, ibu hamil, fertilitas, tingkat pendidikan, mata pencaharian dll.
Data dapat diperoleh secara tidak langsung (sekunder) di kantor BPS dan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner.
METODE ANALISIS
Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang ada. Analisis situasi kesehatan selanjutnya menggunakan metode-metode epidemiologi untuk menganalisis lebih lanjut. Tujuannya untuk mengetahui epidemiologi penyakit pada kelompok masyarakat tertentu, dapat digunakan untuk penentuan prioritas masalah dan tujuan program yang akan dicapai.
Beberapa analisis sederhana yang dapat dilakukan pada ANALISIS SITUASI kesehatan adalah
1. Analisis pembandingan
Data dari suatu indikator dibandingkan dengan standar yg berlaku umum atau dibandingkan dengan target yang harus dicapai. (Standar lokal, nasional, internasional, nilai cakupan, target dari suatu program kesehatan). Dapat pula dibandingkan dengan data yang didapat dari daerah lain
2. Metode kecenderungan (trend)
Analisis kecencerungan sangat berguna untuk melihat kecenderungan kejadian penyakit di suatu daerah, melihat apakah kejadian penyakit tertentu mempunyai kecenderungan siklus atau tidak serta dapat memperkirakan hubungan kejadian penyakit dengan terjadinya kasus-kasus tertentu
Senin, 11 April 2011
Jumat, 25 Februari 2011
Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[2][3] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[4] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.
Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.
Pulau Lombok memiliki banyak objek wisata sangat menarik. Tidak heran jika pulau ini menjadi salah satu daerah wisata andalan di Indonesia.
Selain Pantai Senggigi dan Gunung Rinjani beserta Danau Segara Anak, Pulau Lombok memiliki objek wisata yakni Air Terjun Sendang Gile.
Berada di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Senaru, Air Terjun Sendang Gile sudah menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Terletak di ketinggian 600 m di atas permukaan laut, air terjun ini menawarkan suasana relaks dan damai.
Bagi wisatawan yang jenuh dengan hingar-bingar kota, ada baiknya singgah di lokasi wisata ini. Sentuhan alamnya yang tergolong jauh dari nuansa perkotaan, panorama asri dan menawan, serta udaranya yang segar, mampu membawa anda ke dunia yang dapat menghilangkan kepenatan di kepala.
Lokasi air terjun yang berada di kawasan Rinjani ini dinamakan Sendang Gile, karena menurut cerita, penduduk setempat secara tidak sengaja menemukan air terjun ini kala memburu singa gila yang mengacau di sebuah kampung dan kemudian lari masuk ke hutan.
Lokasi wisata yang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik ini memiliki ketinggian kurang lebih 31 meter. Air terjun ini muncul dari atas tebing dan jatuh ke sungai yang ada di bawahnya. Dasarnya relatif datar, sehingga banyak orang yang mandi di bawah air terjun.
Ada lokasi air terjun lain di lokasi ini yang bernama Tiu Kelep. Namun karena jarak tempuh dari Sendang Gile memakan waktu (1 jam) dan kondisi jalan yang kurang baik, para wisatawan biasanya lebih memilih cukup mengunjungi air terjun ini.
Selain keindahan alamnya yang begtu mempesona, penduduk sekitar percaya bahwa jika kita mandi di air terjun ini akan membuat kita terlihat satu tahun lebih muda.
Di lokasi wisata Sendang Gile juga terdapat hotel ataupun vila yang tidak kalah dibandingkan lokasi wisata lainnya. Suhu udara yang dingin di lokasi ini akan membuat udara terasa sejuk sehingga akan membuat Anda betah menikmati lokasi ini lebih lama.
wisata
Lombok adalah sebuah pulau nan elok yang digambarkan sebagai "seorang putri cantik yang masih tertidur" karena keindahan dan ketenangannya. Lombok terletak di antara 2 obyek wisata pesohor dunia yaitu Pulau Bali dan Pulau Komodo. Lombok selain indah, aman dan nyaman untuk berlibur juga menyimpan berbagai keunikan budaya dan tradisi yang merupakan bauran dari berbagai budaya lainnya seperti Bali, Jawa, Bugis, Arab dll. Obyek-obyek wisatanya sangat indah dan masih alami. Mulai dari ikan hias dan terumbu karang di dasar laut Gili Trawangan sampai flora dan fauna serta pesona alam nan menakjubkan di puncak Rinjani. Oleh karena itu, Lombok semakin mendapat tempat di hati para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Secara geografis, Lombok terletak pada koordinat 116.351° BT dan 8.565° LS. Lombok merupakan bagian dari gugusan pulau-pulau yang ada di Nusa Tenggara atau yang dulu dikenal dengan nama Sunda Kecil atau Kleine Sunda. Luas pulau Lombok adalah sekitar 5.435 km² Tempat tertinggi di Pulau Lombok adalah puncak Gunung Berapi Rinjani [tertinggi ketiga di Indonesia] yang menjulang pada ketinggian 3.726 m di atas permukaan laut.
Jumlah populasi penduduk Pulau Lombok adalah sekitar 3.000.000 jiwa menurut data tahun 2009. Penduduk asli Pulau Lombok adalah suku Sasak yang dipercaya merupakan keturunan dari suku Jawa. Suku Sasak tersebar di seluruh bagian Pulau Lombok dan mendominasi penduduk secara keseluruhan sampai 85%. Selain oleh suku asli Sasak, Pulau Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.
Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq [Sasak: lampau], namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian mengalami kemunduran dan muncullah Kerajaan Lombok. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton, Selaparang dll.
Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, yang paling maju pada zaman tersebut dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok sekarang ini; sebuah teluk yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini membuat banyak pedagang dari Palembang, Banten, Gersik, dan Sulawesi menyiggahinya. Kemudian pada zaman kekuasaan Prabu Rangkesari, pusat kerajaan Lombok dipindahkan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang oleh musuh dibandingkan posisi sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulakn bahawa kata Lombok diambil dari nama kerajaan tersebut. Dalam bahasa Sasak, secara leksikal kata Lombok berarti lurus atau jujur. Dalam kehidupan sehari-hari atau secara kentekstual kata Lombok dapat berarti ketulusan dan kejujuran dalam segala tingkah laku dan menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain.
Menurut Rulof Goris, pada abad V hingga abad VI terjadi gelombang migrasi dari Pulau Jawa ke Bali dan Lombok menyusul runtuhnya Kerajaan Daha dan Kalingga. Alat transportasi laut yang dipakai menyeberang oleh para migran ke Lombok disebut sak-sak [rakit bambu]. Berdasarkan kata sak-sak itu lah,menurut Goris, mungkin kata Sasak berasal.
Namun demikian, A Teeuw, sastrawan Indonesia asal Belanda menduga kata sasak muncul dari kebiasaan masyarakat Lombok masa itu yang mengenakan ikat kepala berbahan tembasak [kain putih]. Bisa jadi sasak itu diambil dari suku kata terakhir tembasak yaitu sak yang mengalami proses pengulangan lalu jadi Sasak.
Sak-sak dalam bahasa Sasak secara leksikal berarti apa pun dan secara kontekstual dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang membaur dan berkembang bersama menjadi satu adalah identitas milik bersama. Oleh karena itu, budaya Sasak Lombok lahir dari berbagai budaya multi etnis yang mendiami pulau ini seperti Jawa, Banjar, Bugis, Melayu, dll.
Kedekatan budaya Bali dan Lombok memang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah kedua pulau bertetangga ini. Diawali dengan masuknya pengaruh paham Syiwa-Buddha dari Pulau Jawa yang dibawa para migran dari kerajaan-kerajaan Jawa sekitar abad V dan VI M sampai infiltrasi kerajaan hindu Majapahit yang mengenalkan ajaran Hindu-Buddha ke penjuru timur wilayah Nusantara pada abad VII M, termasuk ke Bali dan Lombok.
Selain pengaruh budaya dari barat [Bali dan Jawa / majapahit] kebudayaan Lombok dipengaruhi juga oleh budaya dari timur yaitu budaya Kerajaan Goa. Namun demikian, pengaruh kebudayaan dari barat ini lah yang lebih menonjol dalam kehidupan sehari-hari sampai saat ini. Pakaian tradisional seperti ikat kepala, misalnya, dalam adat Sasak disebut sapuk [pria] sama dengan udeng dalam busana pria Bali dan serupa dengan blangkon dalam busana pria Jawa.
Kebiasaan nebon [pantang memotong rambut bagi suami yang istrinya dalam keadaan hamil] yang terdapat di Bali, dikenal pula dalam tradisi Sasak Lombok. Selama nebon, kegiatan rumah tangga ditangani suami. Kebiasaan ini dipertahankan dengan tujuan demi melahirkan generasi yang berkualitas jasmani dan rohaninya.
Tradisi potong gigi, pertunjukan wayang lelendong [kulit], instrumen gamelan yang sama, tradisi kawin lari dan lain-lain juga beberapa di atara sekian banyak kesamaan budaya antara Bali dan Lombok. Selain itu, akulturasi budaya antara Bali dan Lombok juga terlihat dalam ritual penganut kepercayaan Islam Sasak atau Islam Wetu Telu.
Bahasa daerah yang dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak disebut dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama berjumlah 18, sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara.
Ayo wisata ke Gili Terawangan Lombok!! Mungkin ini adalah ajakan yang pas kami berikan buat anda yang ingin berwisata menikmati liburan. Anda ingin liburan ke Bali? Ah sepertinya sudah terlalu sering ke bali..bagaimana kalau ke lombok? Saya rasa tempat ini bagus juga dan ga kalah bagus nya dari pulau Bali. Mungkin itu sekelumit didalam pikiran orang yang terbiasa liburan ke bali. Kali ini wisata lombok travel akan membawa kita bertamasya ke tempat wisata Gili Trawangan yang ada di Lombok.
Gili Trawangan merupakan salah satu objek wisata yang berada di pulau Lombok persisnya di Kab. Lombok Utara. Objek wisata ini sangat terkenal di mancanegara sesudah Bali. Banyak turis mancanegara yang berdatangan ke tempat ini dan mereka umumnya kaum muda yang ingin menikmati liburan. Bila kita datang dari bandara selaparang dan ingin menuju gili maka tujuan kita adalah ke pemenang dengan jarak 1.5 jam lalu sampai pemenang kita langsung menuju pelabuhan bangsal untuk memakai perahu motor menuju gili dengan perjalanan laut sekitar setengah jam dan sampai dah di gili. Di gili ini menawarkan banyak pilihan wisata air yang menghibur kita. Mulai dari berenang atau bersnokling ria dipinggir pantai sambil menikmati pantai dengan pasir putih disertai air laut yang berwarna hijau atau juga wisata bawah laut. Untuk wisata bawah laut atau diving memang diperlukan keahlian khusus jadi bila kita belum mempunyai keahlian ini kita bisa menikmati melalui kapal akuarium. Berselancar, bermain kano atau juga bermain jet air, gili ini juga menyediakan itu semua. Pemandangan sunset maupun sunrise juga bisa kita nikmati. Pada malam hari gili ini siap menghibur dengan berbagai acara night party dipinggir pantai yang diselenggarakan oleh night club maupun hotel - hotel yang ada di gili.
Untuk penginapan lokasi ini paling banyak dipenuhi villa dan hotel dengan berbagai tarif harga permalam. Jadi bagi anda yang ingin berkunjung ke lombok untuk menikmati liburan ada baiknya mampir ke tempat ini untuk menikmati wisata gili trawangan karena dipastikan anda tidak akan menyesal mengunjungi tempat wisata ini. Bagaimana anda berminat untuk berlibur ke tempat ini ? Wisata Lombok Travel siap membantu anda yang ingin berlibur ke gili ini.
Secara geografis, Lombok terletak pada koordinat 116.351° BT dan 8.565° LS. Lombok merupakan bagian dari gugusan pulau-pulau yang ada di Nusa Tenggara atau yang dulu dikenal dengan nama Sunda Kecil atau Kleine Sunda. Luas pulau Lombok adalah sekitar 5.435 km² Tempat tertinggi di Pulau Lombok adalah puncak Gunung Berapi Rinjani [tertinggi ketiga di Indonesia] yang menjulang pada ketinggian 3.726 m di atas permukaan laut.
Jumlah populasi penduduk Pulau Lombok adalah sekitar 3.000.000 jiwa menurut data tahun 2009. Penduduk asli Pulau Lombok adalah suku Sasak yang dipercaya merupakan keturunan dari suku Jawa. Suku Sasak tersebar di seluruh bagian Pulau Lombok dan mendominasi penduduk secara keseluruhan sampai 85%. Selain oleh suku asli Sasak, Pulau Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.
Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq [Sasak: lampau], namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian mengalami kemunduran dan muncullah Kerajaan Lombok. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton, Selaparang dll.
Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, yang paling maju pada zaman tersebut dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok sekarang ini; sebuah teluk yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini membuat banyak pedagang dari Palembang, Banten, Gersik, dan Sulawesi menyiggahinya. Kemudian pada zaman kekuasaan Prabu Rangkesari, pusat kerajaan Lombok dipindahkan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang oleh musuh dibandingkan posisi sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulakn bahawa kata Lombok diambil dari nama kerajaan tersebut. Dalam bahasa Sasak, secara leksikal kata Lombok berarti lurus atau jujur. Dalam kehidupan sehari-hari atau secara kentekstual kata Lombok dapat berarti ketulusan dan kejujuran dalam segala tingkah laku dan menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain.
Menurut Rulof Goris, pada abad V hingga abad VI terjadi gelombang migrasi dari Pulau Jawa ke Bali dan Lombok menyusul runtuhnya Kerajaan Daha dan Kalingga. Alat transportasi laut yang dipakai menyeberang oleh para migran ke Lombok disebut sak-sak [rakit bambu]. Berdasarkan kata sak-sak itu lah,menurut Goris, mungkin kata Sasak berasal.
Namun demikian, A Teeuw, sastrawan Indonesia asal Belanda menduga kata sasak muncul dari kebiasaan masyarakat Lombok masa itu yang mengenakan ikat kepala berbahan tembasak [kain putih]. Bisa jadi sasak itu diambil dari suku kata terakhir tembasak yaitu sak yang mengalami proses pengulangan lalu jadi Sasak.
Sak-sak dalam bahasa Sasak secara leksikal berarti apa pun dan secara kontekstual dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang membaur dan berkembang bersama menjadi satu adalah identitas milik bersama. Oleh karena itu, budaya Sasak Lombok lahir dari berbagai budaya multi etnis yang mendiami pulau ini seperti Jawa, Banjar, Bugis, Melayu, dll.
Kedekatan budaya Bali dan Lombok memang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah kedua pulau bertetangga ini. Diawali dengan masuknya pengaruh paham Syiwa-Buddha dari Pulau Jawa yang dibawa para migran dari kerajaan-kerajaan Jawa sekitar abad V dan VI M sampai infiltrasi kerajaan hindu Majapahit yang mengenalkan ajaran Hindu-Buddha ke penjuru timur wilayah Nusantara pada abad VII M, termasuk ke Bali dan Lombok.
Selain pengaruh budaya dari barat [Bali dan Jawa / majapahit] kebudayaan Lombok dipengaruhi juga oleh budaya dari timur yaitu budaya Kerajaan Goa. Namun demikian, pengaruh kebudayaan dari barat ini lah yang lebih menonjol dalam kehidupan sehari-hari sampai saat ini. Pakaian tradisional seperti ikat kepala, misalnya, dalam adat Sasak disebut sapuk [pria] sama dengan udeng dalam busana pria Bali dan serupa dengan blangkon dalam busana pria Jawa.
Kebiasaan nebon [pantang memotong rambut bagi suami yang istrinya dalam keadaan hamil] yang terdapat di Bali, dikenal pula dalam tradisi Sasak Lombok. Selama nebon, kegiatan rumah tangga ditangani suami. Kebiasaan ini dipertahankan dengan tujuan demi melahirkan generasi yang berkualitas jasmani dan rohaninya.
Tradisi potong gigi, pertunjukan wayang lelendong [kulit], instrumen gamelan yang sama, tradisi kawin lari dan lain-lain juga beberapa di atara sekian banyak kesamaan budaya antara Bali dan Lombok. Selain itu, akulturasi budaya antara Bali dan Lombok juga terlihat dalam ritual penganut kepercayaan Islam Sasak atau Islam Wetu Telu.
Bahasa daerah yang dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak disebut dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama berjumlah 18, sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara.
Ayo wisata ke Gili Terawangan Lombok!! Mungkin ini adalah ajakan yang pas kami berikan buat anda yang ingin berwisata menikmati liburan. Anda ingin liburan ke Bali? Ah sepertinya sudah terlalu sering ke bali..bagaimana kalau ke lombok? Saya rasa tempat ini bagus juga dan ga kalah bagus nya dari pulau Bali. Mungkin itu sekelumit didalam pikiran orang yang terbiasa liburan ke bali. Kali ini wisata lombok travel akan membawa kita bertamasya ke tempat wisata Gili Trawangan yang ada di Lombok.
Gili Trawangan merupakan salah satu objek wisata yang berada di pulau Lombok persisnya di Kab. Lombok Utara. Objek wisata ini sangat terkenal di mancanegara sesudah Bali. Banyak turis mancanegara yang berdatangan ke tempat ini dan mereka umumnya kaum muda yang ingin menikmati liburan. Bila kita datang dari bandara selaparang dan ingin menuju gili maka tujuan kita adalah ke pemenang dengan jarak 1.5 jam lalu sampai pemenang kita langsung menuju pelabuhan bangsal untuk memakai perahu motor menuju gili dengan perjalanan laut sekitar setengah jam dan sampai dah di gili. Di gili ini menawarkan banyak pilihan wisata air yang menghibur kita. Mulai dari berenang atau bersnokling ria dipinggir pantai sambil menikmati pantai dengan pasir putih disertai air laut yang berwarna hijau atau juga wisata bawah laut. Untuk wisata bawah laut atau diving memang diperlukan keahlian khusus jadi bila kita belum mempunyai keahlian ini kita bisa menikmati melalui kapal akuarium. Berselancar, bermain kano atau juga bermain jet air, gili ini juga menyediakan itu semua. Pemandangan sunset maupun sunrise juga bisa kita nikmati. Pada malam hari gili ini siap menghibur dengan berbagai acara night party dipinggir pantai yang diselenggarakan oleh night club maupun hotel - hotel yang ada di gili.
Untuk penginapan lokasi ini paling banyak dipenuhi villa dan hotel dengan berbagai tarif harga permalam. Jadi bagi anda yang ingin berkunjung ke lombok untuk menikmati liburan ada baiknya mampir ke tempat ini untuk menikmati wisata gili trawangan karena dipastikan anda tidak akan menyesal mengunjungi tempat wisata ini. Bagaimana anda berminat untuk berlibur ke tempat ini ? Wisata Lombok Travel siap membantu anda yang ingin berlibur ke gili ini.
Pulau Lombok memiliki banyak objek wisata sangat menarik. Tidak heran jika pulau ini menjadi salah satu daerah wisata andalan di Indonesia.
Selain Pantai Senggigi dan Gunung Rinjani beserta Danau Segara Anak, Pulau Lombok memiliki objek wisata yakni Air Terjun Sendang Gile.
Berada di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Senaru, Air Terjun Sendang Gile sudah menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Terletak di ketinggian 600 m di atas permukaan laut, air terjun ini menawarkan suasana relaks dan damai.
Bagi wisatawan yang jenuh dengan hingar-bingar kota, ada baiknya singgah di lokasi wisata ini. Sentuhan alamnya yang tergolong jauh dari nuansa perkotaan, panorama asri dan menawan, serta udaranya yang segar, mampu membawa anda ke dunia yang dapat menghilangkan kepenatan di kepala.
Lokasi air terjun yang berada di kawasan Rinjani ini dinamakan Sendang Gile, karena menurut cerita, penduduk setempat secara tidak sengaja menemukan air terjun ini kala memburu singa gila yang mengacau di sebuah kampung dan kemudian lari masuk ke hutan.
Lokasi wisata yang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik ini memiliki ketinggian kurang lebih 31 meter. Air terjun ini muncul dari atas tebing dan jatuh ke sungai yang ada di bawahnya. Dasarnya relatif datar, sehingga banyak orang yang mandi di bawah air terjun.
Ada lokasi air terjun lain di lokasi ini yang bernama Tiu Kelep. Namun karena jarak tempuh dari Sendang Gile memakan waktu (1 jam) dan kondisi jalan yang kurang baik, para wisatawan biasanya lebih memilih cukup mengunjungi air terjun ini.
Selain keindahan alamnya yang begtu mempesona, penduduk sekitar percaya bahwa jika kita mandi di air terjun ini akan membuat kita terlihat satu tahun lebih muda.
Di lokasi wisata Sendang Gile juga terdapat hotel ataupun vila yang tidak kalah dibandingkan lokasi wisata lainnya. Suhu udara yang dingin di lokasi ini akan membuat udara terasa sejuk sehingga akan membuat Anda betah menikmati lokasi ini lebih lama.
Kamis, 24 Februari 2011
Keadaan wisata di pulu lombok
Ekowisata Pulau Lombok
Industri pariwisata saat ini mulai bangkit dari keterpurukan. Di samping jumlah wisatawan yang makin meningkat, saat ini telah terjadi perubahan pola konsumsi dari para wisatawan. Mereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati 3 S (sun-sea and sand), namun pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi yakni menikmati produk atau kreasi budaya (culture), peninggalan sejarah (heritage) dan alam (nature) dari suatu daerah atau negara.
Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik dari pemerintah maupun swasta. Produk pariwisata yang banyak diminati dan berkembang di masa mendatang salah satunya adalah ekowisata (I Gede Ardika, 2006). Tren ekowisata saat ini semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya manusia yang ingin kembali ke alam (back to nature) Potensi Wisata Pulau Lombok Pulau Lombok merupakan salah satu daerah destinasi wisata di Indonesia memiliki keanekagaraman hayati yang sangat tinggi, keunikan dan keaslian budaya tradisional, peninggalan sejarah, bentang alam yang indah, gunung berapi, cagar alam, taman nasional dan pantai berpasir putih, berpeluang besar bagi pengembangan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber devisa. Sebagai modal pengembangan ekowisata, daerah ini memiliki berbagai potensi antara lain: Taman Nasional Gunung Rinjani, terletak di Lombok bagian utara dengan luas area taman 41.330 ha, dan dikelilingi oleh kawasan hutan lindung sekitar 51.500 ha. Keindahan danau Segara Anak seluas 1.156 ha dalam perut gunung Rinjani menyimpan banyak misteri dan mampu menyihir sekitar ribuan wisatawan asing dan domestik setiap tahun untuk mendaki gunung yang berketinggian 3.726 m dari permukaan laut ini.
Di sekitar lereng gunung Rinjani terdapat lahan perkebunan dan pertanian yang membentang luas dengan beberapa sumber air terjun yang mempesona. Berbagai jenis flora dan fauna langka dapat dijumpai di sekitar kawasan ini. Tak pelak lagi, gunung Rinjani menjadi incaran pencinta petualangan alam bebas dan memenuhi persyaratan untuk kegiatan ekowisata. Pemandangan alam yang fantastis dapat ditemukan di kawasan hutan Pusuk. Berlokasi di bukit sebelah timur Malimbu merupakan rumah bagi 2 spesies kera dan strategis untuk kegiatan wisata alam seperti camping, napak tilas menyusuri bukit dan lembah-lembah dengan mata air yang jernih. Di bagian utara Suranadi terdapat hutan lindung Sesaot. Kawasan ini termasuk area konservasi alam, banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan memiliki pemandangan alam yang alami serta sumber mata air yang jernih. Tempat ini merupakan habitat bagi kera dan berbagai jenis burung, menjadi pilihan utama bagi para pengunjung untuk jenis wisata alam, haking, dan bersantai sambil menikmati pemandangan hamparan kebun rambutan dan kopi.
Tak jauh dari tempat ini terdapat taman Narmada, memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan latar belakag sejarah. Taman ini di kelilingi oleh bentang sawah dan kebun buah-buahan penduduk setempat, memenuhi persyaratan untuk kegiatan wisata alam dan budaya. Kawasan lain yang berpontesi adalah Bangko-Bangko. Berlokasi di ujung barat daya pulau Lombok, tempat ini memiliki hutan alam yang masih perawan dan menjadi rumah bagi sebagian besar flora dan fauna Lombok. Objek wisata Gili Lawang, Sulat, dan Petangan yang berada di timur laut Lombok juga layak untuk dikembangkan karena kawasan ini dihuni oleh berbagai macam kera dan spesies burung langka, hutan bakau (mangrove), terumbu karang yang terhampar luas. Air terjun Jeruk Manis dan Otak Koko Gading juga sangat berpotensi untuk dikembangkan karena letaknya berdampingan dengan hutan alam. Tidak jauh dari tempat ini, terdapat kawasan wisata Tete Batu. Kawasan ini berlokasi dalam areal lembah gunung Rinjani, memiliki pemandangan yang sangat indah. Berbagai aktifitas ekowisata dapat dilakukan disini, seperti berenang di sungai yang berkelok-kelok dan traking menyusuri kaki gunung Rinjani sambil melihat hamparan tanaman padi dan tembakau penduduk lokal, menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Peluang, Tantangan dan Harapan
Dalam pengembangan kegiatan pariwisata alam terdapat peluang dan tantangan, baik berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Secara ekonomi, pengembangan ekowisata dapat memberi keuntungan bagi masyarakat lokal di sekitar lokasi tujuan wisata, menyediakan kesempatan kerja dan mendorong perkembangan usaha-usaha baru. Dengan pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi nasional dan mensejahterakan masyarakat di sekitar kawasan wisata. Potensi daerah, pengetahuan operator ekowisata tentang pelestarian lingkungan, partisipasi penduduk lokal, kesadaran wisatawan akan kelestarian lingkungan serta regulasi pengelolaan kawasan ekowisata baik di tingkat daerah, nasional dan internasional adalah faktor yang menentukan keberhasilan ekowisata. Satu hal yang tidak boleh diabaikan berkaitan dengan ekowisata adalah pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat. Dalam konteks ini, wisatawan dapat diajak untuk mengunjungi bahkan terlibat dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti memancing, menumbuk padi, atau membuat barang kerajinan. Donasi dalam bentuk dana yang diberikan oleh wisatawan dapat dikelola dan diarahkan untuk mendorong kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Aspek pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat merupakan bagian dari dampak non ekonomi. Dengan adanya kunjungan wisata dan masukkan unsur pemberdayaan yang tepat, maka pola-pola perilaku negatif seperti penebangan hutan secara liar, perburuan hewan langka, dan pertambangan liar dapat direduksi.
Denyut wisata alam yang makin semarak akan menggembirakan semua pihak. Namun peningkatan industri pariwisata berpotensi terhadap kerusakan alam. Pembukaan daerah rekreasi, wisata alam, wisata bahari dan berbagai wisata minat khusus dan aktifitas wisatawan di laut seperti berperahu, snorkling, diving, dan surfing dapat menyebabkan kerusakan lingkungan pesisir, laut, flora dan fauna yang dapat berakibat buruk bagi keberlangsungan ekosistem setempat seringkali ditimbulkan oleh para wisatawan secara sadar maupun tidak. Langkanya beberapa spesies binatang juga diakibatkan oleh permintaan dan penjualan barang-barang suvenir yang dibuat sesuai dengan keunikan suatu kawasan melalui keunikan benda budaya, flora dan fauna di suatu kawasan konservasi dapat memberikan dampak kepada kerusakan alam. Dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat lokal yang tinggal di suatu kawasan wisata adalah pencemaran lingkungan. Sampah yang ditinggalkan wisatawan, kebutuhan air bersih yang meningkat, kepadatan lalu lintas yang menyebabkan pencemaran/polusi udara dan kebisingan adalah beberapa masalah yang mungkin akan timbul. Pencemaran air semakin meningkat sebagai akibat penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya dalam upaya meningkatkan keindahan fasilitas kepariwisataan (hotel, lapangan golf, dan kolam renang).
Dampak negatif ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan ditanggulangi oleh stakeholder seperti pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis, LSM maupun Lembaga Internasional terkait. Dengan adanya ekowisata diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam. Sektor swasta juga harus berperan aktif dalam pengembangan ekowisata karena produk ekowisata di tingkat dunia telah berkembang sangat pesat, sementara diversifikasi produk wisata Indonesia berjalan sangat lamban. Lombok sebagai destinasi wisata harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menjaga kelestarian alam. Dengan bentang alamnya yang indah, keanekaragaman hayati dan budayanya, Lombok dapat menjadi trendsetter dalam pengelolaan ekowisata di Indonesia.
Industri pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tujuan wisata. Model pengembangannya harus ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal secara sosial, ekonomi, dan budaya. Perpaduan antara pemanfaatan dan perbaikan sumber daya alam perlu dipertimbangkan, agar generasi yang akan datang masih dapat merasakan nikmatnya dunia pariwisata Lombok, semoga.
Industri pariwisata saat ini mulai bangkit dari keterpurukan. Di samping jumlah wisatawan yang makin meningkat, saat ini telah terjadi perubahan pola konsumsi dari para wisatawan. Mereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati 3 S (sun-sea and sand), namun pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi yakni menikmati produk atau kreasi budaya (culture), peninggalan sejarah (heritage) dan alam (nature) dari suatu daerah atau negara.
Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik dari pemerintah maupun swasta. Produk pariwisata yang banyak diminati dan berkembang di masa mendatang salah satunya adalah ekowisata (I Gede Ardika, 2006). Tren ekowisata saat ini semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya manusia yang ingin kembali ke alam (back to nature) Potensi Wisata Pulau Lombok Pulau Lombok merupakan salah satu daerah destinasi wisata di Indonesia memiliki keanekagaraman hayati yang sangat tinggi, keunikan dan keaslian budaya tradisional, peninggalan sejarah, bentang alam yang indah, gunung berapi, cagar alam, taman nasional dan pantai berpasir putih, berpeluang besar bagi pengembangan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber devisa. Sebagai modal pengembangan ekowisata, daerah ini memiliki berbagai potensi antara lain: Taman Nasional Gunung Rinjani, terletak di Lombok bagian utara dengan luas area taman 41.330 ha, dan dikelilingi oleh kawasan hutan lindung sekitar 51.500 ha. Keindahan danau Segara Anak seluas 1.156 ha dalam perut gunung Rinjani menyimpan banyak misteri dan mampu menyihir sekitar ribuan wisatawan asing dan domestik setiap tahun untuk mendaki gunung yang berketinggian 3.726 m dari permukaan laut ini.
Di sekitar lereng gunung Rinjani terdapat lahan perkebunan dan pertanian yang membentang luas dengan beberapa sumber air terjun yang mempesona. Berbagai jenis flora dan fauna langka dapat dijumpai di sekitar kawasan ini. Tak pelak lagi, gunung Rinjani menjadi incaran pencinta petualangan alam bebas dan memenuhi persyaratan untuk kegiatan ekowisata. Pemandangan alam yang fantastis dapat ditemukan di kawasan hutan Pusuk. Berlokasi di bukit sebelah timur Malimbu merupakan rumah bagi 2 spesies kera dan strategis untuk kegiatan wisata alam seperti camping, napak tilas menyusuri bukit dan lembah-lembah dengan mata air yang jernih. Di bagian utara Suranadi terdapat hutan lindung Sesaot. Kawasan ini termasuk area konservasi alam, banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan memiliki pemandangan alam yang alami serta sumber mata air yang jernih. Tempat ini merupakan habitat bagi kera dan berbagai jenis burung, menjadi pilihan utama bagi para pengunjung untuk jenis wisata alam, haking, dan bersantai sambil menikmati pemandangan hamparan kebun rambutan dan kopi.
Tak jauh dari tempat ini terdapat taman Narmada, memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan latar belakag sejarah. Taman ini di kelilingi oleh bentang sawah dan kebun buah-buahan penduduk setempat, memenuhi persyaratan untuk kegiatan wisata alam dan budaya. Kawasan lain yang berpontesi adalah Bangko-Bangko. Berlokasi di ujung barat daya pulau Lombok, tempat ini memiliki hutan alam yang masih perawan dan menjadi rumah bagi sebagian besar flora dan fauna Lombok. Objek wisata Gili Lawang, Sulat, dan Petangan yang berada di timur laut Lombok juga layak untuk dikembangkan karena kawasan ini dihuni oleh berbagai macam kera dan spesies burung langka, hutan bakau (mangrove), terumbu karang yang terhampar luas. Air terjun Jeruk Manis dan Otak Koko Gading juga sangat berpotensi untuk dikembangkan karena letaknya berdampingan dengan hutan alam. Tidak jauh dari tempat ini, terdapat kawasan wisata Tete Batu. Kawasan ini berlokasi dalam areal lembah gunung Rinjani, memiliki pemandangan yang sangat indah. Berbagai aktifitas ekowisata dapat dilakukan disini, seperti berenang di sungai yang berkelok-kelok dan traking menyusuri kaki gunung Rinjani sambil melihat hamparan tanaman padi dan tembakau penduduk lokal, menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Peluang, Tantangan dan Harapan
Dalam pengembangan kegiatan pariwisata alam terdapat peluang dan tantangan, baik berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Secara ekonomi, pengembangan ekowisata dapat memberi keuntungan bagi masyarakat lokal di sekitar lokasi tujuan wisata, menyediakan kesempatan kerja dan mendorong perkembangan usaha-usaha baru. Dengan pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi nasional dan mensejahterakan masyarakat di sekitar kawasan wisata. Potensi daerah, pengetahuan operator ekowisata tentang pelestarian lingkungan, partisipasi penduduk lokal, kesadaran wisatawan akan kelestarian lingkungan serta regulasi pengelolaan kawasan ekowisata baik di tingkat daerah, nasional dan internasional adalah faktor yang menentukan keberhasilan ekowisata. Satu hal yang tidak boleh diabaikan berkaitan dengan ekowisata adalah pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat. Dalam konteks ini, wisatawan dapat diajak untuk mengunjungi bahkan terlibat dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti memancing, menumbuk padi, atau membuat barang kerajinan. Donasi dalam bentuk dana yang diberikan oleh wisatawan dapat dikelola dan diarahkan untuk mendorong kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Aspek pelestarian lingkungan dan penghargaan atas budaya setempat merupakan bagian dari dampak non ekonomi. Dengan adanya kunjungan wisata dan masukkan unsur pemberdayaan yang tepat, maka pola-pola perilaku negatif seperti penebangan hutan secara liar, perburuan hewan langka, dan pertambangan liar dapat direduksi.
Denyut wisata alam yang makin semarak akan menggembirakan semua pihak. Namun peningkatan industri pariwisata berpotensi terhadap kerusakan alam. Pembukaan daerah rekreasi, wisata alam, wisata bahari dan berbagai wisata minat khusus dan aktifitas wisatawan di laut seperti berperahu, snorkling, diving, dan surfing dapat menyebabkan kerusakan lingkungan pesisir, laut, flora dan fauna yang dapat berakibat buruk bagi keberlangsungan ekosistem setempat seringkali ditimbulkan oleh para wisatawan secara sadar maupun tidak. Langkanya beberapa spesies binatang juga diakibatkan oleh permintaan dan penjualan barang-barang suvenir yang dibuat sesuai dengan keunikan suatu kawasan melalui keunikan benda budaya, flora dan fauna di suatu kawasan konservasi dapat memberikan dampak kepada kerusakan alam. Dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat lokal yang tinggal di suatu kawasan wisata adalah pencemaran lingkungan. Sampah yang ditinggalkan wisatawan, kebutuhan air bersih yang meningkat, kepadatan lalu lintas yang menyebabkan pencemaran/polusi udara dan kebisingan adalah beberapa masalah yang mungkin akan timbul. Pencemaran air semakin meningkat sebagai akibat penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya dalam upaya meningkatkan keindahan fasilitas kepariwisataan (hotel, lapangan golf, dan kolam renang).
Dampak negatif ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan ditanggulangi oleh stakeholder seperti pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis, LSM maupun Lembaga Internasional terkait. Dengan adanya ekowisata diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam. Sektor swasta juga harus berperan aktif dalam pengembangan ekowisata karena produk ekowisata di tingkat dunia telah berkembang sangat pesat, sementara diversifikasi produk wisata Indonesia berjalan sangat lamban. Lombok sebagai destinasi wisata harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menjaga kelestarian alam. Dengan bentang alamnya yang indah, keanekaragaman hayati dan budayanya, Lombok dapat menjadi trendsetter dalam pengelolaan ekowisata di Indonesia.
Industri pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tujuan wisata. Model pengembangannya harus ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal secara sosial, ekonomi, dan budaya. Perpaduan antara pemanfaatan dan perbaikan sumber daya alam perlu dipertimbangkan, agar generasi yang akan datang masih dapat merasakan nikmatnya dunia pariwisata Lombok, semoga.
peristiwa lombok gunung tambora
GunungTambora
GunungTambora dengan ketinggian hanya 2.851 mdpl (meter di atas permukaan laut) mampu memikat hati para pendaki dengan pesona alamnya yang sangat unik. Lebar kawah Gunung Tambora tujuh kilometer, keliling kawah 16 kilometer, dan kedalaman kawah dari puncak sampai dasar kawah kedalaman 800 meter, sehingga kawah Gunung Tambora terkenal dengan The Greatest Crater in Indonesia (Kawah Terbesar di Indonesia) akibat dari adanya letusan terdahsyat di dunia terkenal dengan The Largest Volcanic Eruption in History. Selain itu keindahan Gunung Tambora lainnya adalah padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang ditumbuhi bunga Edelweiss kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan jarak masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya keindahan batuan-batuan berlapis dan pada bagian atasnya datar seperti meja menjadikan fenomena alam yang menakjubkan. Ada pula lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.
Yang tak bisa dilewatkan adalah keindahan yang bisa dinikmati di puncak Gunung Tambora, dengan pemandangan kawah, lautan, Pulau Satonda, padang pasir luas yang indah. Gunung Tambora termasuk salah satu gunung yang indah di Indonesia, tentunya dengan fenomena alam yang menakjubkan.
Gunung Tambora secara administratif terletak di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, dan secara geografis terletak antara: 8o – 25′LS dan 118o – 00′ BT dengan ketinggian antara 0-2.851 mdpl, gunung tersebut merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi yaitu: Tambora Utara Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Selatan Hunting Park dengan luas 30.000 hektar.
Tambora Utara Wildlife Reserve dengan ketinggian antara 1.000 sampai 2.281 mdpl sebagai kawasan yang penting karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, dan sangat berpotensial untuk menjadi tempat wisata karena ciri-ciri geologi-nya sangat berbeda dengan kawasan lainnya. Juga sebagai tempat perlindungan satwa (wildlife sanctuary). Tambora Selatan Hunting Park dengan ketinggian antara 500 sampai 2.820 mdpl sebagai kawasan yang dikelola secara khusus untuk daerah berburu. Kawasan Gunung Tambora sangat kaya dengan kekayaan flora maupun fauna. Jenis-jenis flora yang paling banyak dijumpai, antara lain: alang-alang (Imperata cylindricca), Dendrocnide stimulans, Duabanga molluccana, Eugenia sp, Ixora sp, edelweiss (Anaphalis viscida), perdu, anggrek, jelatan/daun duri. Jenis-jenis fauna yang banyak dijumpai, antara lain: menjangan/rusa timor (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa), kera berekor panjang (Macaca fascicularis), lintah (Hirudo medicinalis), agas.
Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwa pada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Letusan dahsyat gunung tersebut telah menyemburkan materi paling banyak dalam sejarah manusia, diperkirakan menyemburkan sebanyak 36 mil kubik, menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalaman kawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer, mengalahkan letusan Gunung Krakatau yang menyemburkan lima kilometer kubik dan letusan tersebut menimbulkan lubang kawah selebar lima kilometer dengan kedalaman kawah 500 meter. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan Gunung Tambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.
Debu halus yang disemburkan dari letusan Gunung Tambora menutupi langit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Hal yang menarik dari peristiwa ini adalah lapisan debu yang menyembur ternyata telah menghambat sinar Matahari untuk mencapai Bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan musim secara tiba-tiba di beberapa bagian Bumi dan temperatur udara mengalami perubahan drastis di dunia. Pada musim panas tahun 1815 di belahan Bumi sebelah utara menjadi musim dingin karena kurangnya sinar matahari yang mampu menembus ke Bumi. Masyarakat di Pulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dan tidak bisa diolah sehingga dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai 80.000 penduduk tewas karena kelaparan yang melanda Pulau Sumbawa dan juga Pulau Lombok.
Sebelumnya pernah terjadi pula letusan Gunung Tambora pada tahun 1812 sehingga penduduk Sanggar menyaksikan kejadian tersebut, walaupun tidak sedahsyat tahun 1815. pada tanggal 5 April 1815 dentuman letusan gunung ini terdengar sampai ke Jakarta (1.250 kilometer) dan Ternate (1.400 kilometer). Hujan abu pertama jatuh di Besuki, Jawa Timur. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer) dan gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini terdengar sampai Surabaya (600 kilometer) dan mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah korban letusan Gunung Krakatau yaitu sejumlah 36.000 orang.
KALAU melakukan pendakian ke Gunung Tambora sebaiknya melalui jalur resmi, yang relatif lebih aman dari jalur lain, untuk menuju ke Dusun Pancasila dengan menggunakan armada darat dari Cabang Banggo (baca: cabang Mbanggo) Kabupaten Sanggar dapat ditempuh selama dua jam 15 menit. Para pendaki sebaiknya menginap di basecamp Bapak Lewah, Kepala Dusun Pancasila, atau menginap di rumah Bapak M Yusuf (babe), seorang guide pendakian Gunung Tambora yang sangat berpengalaman mengenai seluk-beluk dan sejarahnya Gunung Tambora. Dari Dusun Pancasila menuju ke Pos I dapat ditempuh selama satu jam, di Pos I tersebut terdapat sebuah pondok dan sekitar 20 meter terdapat mata air berbentuk sumur dengan airnya yang jernih, Kemudian dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama satu jam, di pos tersebut terdapat tempat datar untuk beristirahat dan sekitar lima meter dari tempat tersebut terdapat sungai kecil yang mengalirkan air jernih. Dari Pos II melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Pos III dengan melalui hutan yang lebat dapat ditempuh selama tiga jam. Di Pos III tersebut ada tanah datar luas, terdapat pula pondok untuk tempat berteduh para pemburu rusa timor, adapun cara berburunya yaitu dengan menggunakan anjing sebagai pelacak dan menggunakan senapan laras panjang. Di Pos III tersebut merupakan mata air terakhir untuk mengambil air.
Dari Pos III menuju ke Pos IV melalui medan hutan lebat dan ditempuh selama satu jam, kemudian dari Pos IV menuju ke Pos V dapat ditempuh selama 30 menit, kemudian dari Pos V menuju ke Bibir Kawah dapat ditempuh selama dua jam, dengan melalui vegetasi yang beralih dari vegetasi hutan ke vegetasi Edelweiss dan dari vegetasi Edelweiss menuju padang pasir. Selama perjalanan kita akan menikmati keindahan alam yang menakjubkan dengan melalui jalur berpasir di kanan-kirinya melihat keunikan bunga Edelweiss yang berbeda dengan di gunung-gunung lain yaitu bunga tersebut sangat pendek sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan letaknya masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya jenis rerumputan dengan tinggi sekitar satu meter sampai 1,5 meter membentuk barisan-barisan.
Selain itu ada batuan berlapis yang banyak dijumpai di padang pasir dengan bagian atasnya datar seperti meja yang lebar. Batuan berlapis tersebut telah mengalami proses perlapisan batuan akibat dari adanya lelehan lahar setelah berkali-kali gunung tersebut meletus. Lelehan lahar itu kemudian mengalami proses pembekuan serta proses pembatuan. Dalam kurun waktu lama pada bagian-bagian lapisan batuan yang kurang keras mengalami proses pengeroposan (korosi) kemudian hancur menjadi hamparan pasir atau sering disebut padang pasir. Sedang pada bagian-bagian batuan yang keras menjai batuan yang berlapis-lapis dan pada bagian atasnya datar dengan jarak masing-masing batu sekitar 10 meter lebih dengan ketinggian yang sama pada masing-masing batuan berlapis tersebut.
Setelah sampai di bibir kawah para pendaki dapat menikmati pemandangan yang indah kawah Doro Afi Toi (dari bahasa Bima, sebuah nama kawah Gunung Tambora yang terkenal dengan letusan dahsyat yang mengalahkan letusan dasyat Gunung Krakatau, juga dapat melihat lapisan batuan di sepanjang tebing kawah Doro Afi Toi. Perjalanan dari bibir kawah menuju ke Puncak Gunung Tambora ditempuh selama satu jam 30 menit dengan melalui hamparan padang pasir dan di kanan kiri terdapat bunga Edelweiss serta batuan berlapis. Sesampainya di Puncak Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 mdpl para pendaki akan lebih leluasa menikmati pemandangan yang indah, salah satunya pesona kawahnya yang sangat lebar dengan adanya telaga hijau di dasar kawah akibat letusan terdasyat dalam sejarah sehingga dapat menghasilkan fenomena alam yang menakjubkan.
ASAL mula nama Gunung Tambora menurut cerita turun temurun ada dua versi, yaitu: Pertama, berasal dari kata lakambore dari bahasa Bima yang berarti mau ke mana, untuk menanyakan tujuan bepergian kepada seseorang. Kedua, dari kata ta dan mbora, dari bahasa Bima, kata “ta” yang berarti mengajak, dan kata “mbora” yang berarti menghilang, sehingga arti kata Tambora secara keseluruhan yaitu mengajak menghilang.
Ini berasal dari cerita turun temurun, dahulu ada seseorang sakti yang pertama kali ke gunung tersebut (sekarang Gunung Tambora), bertapa dan tidak diketemukan lagi karena telah menghilang di gunung tersebut. Kalau istilah bahasa Jawa-nya moksa, yaitu menghilang jasadnya secara tiba-tiba dan bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan dalam melihat roh halus. Kemudian orang sakti yang menghilang tersebut pernah menampakkan diri di sebuah pulau yang terletak di sebelah barat laut Pulau Sumbawa juga dapat terlihat dari puncak Gunung Tambora. Maka pulau tersebut dinamai Pulau Satonda dari kata tonda yang berarti tanda/jejak kaki. Pulau tersebut dapat dilihat dari puncak Gunung Tambora, tampak dari atas berbentuk telapak kaki kanan manusia. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami. Diduga danau di Pulau Satonda tersebut mempunyai terowongan dari gua bawah laut menyambung dengan laut. Pulau Satonda dengan ketinggian antara 0 sampai 300 mdpl merupakan taman rekreasi (recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 Ha mempunyai ciri-cirinya yang unik.
Sekarang pulau tersebut telah menjadi kawasan yang dilindungi (strict nature reserve). Pulau Satonda sangat baik untuk menjadi tempat untuk mempelajari hutan, karena hutan di pulau tersebut hancur akibat letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan yang baru dan hanya ditemukan di Danau Satonda saja. Pulau tersebut menjadi habitat sejumlah besar jenis-jenis burung yang dilindungi. Kesemua keindahan alam yang menjadi satu kesatuan menciptakan suatu fenomena indah, unik.
Pesona alam di Gunung Tambora makin menambah keelokan panorama alam Indonesia. Kita semua wajib untuk mengenali dan melestarikannya. Alam Indonesia menjadi obyek penelitian yang sangat menarik oleh para ilmuwan.
GunungTambora dengan ketinggian hanya 2.851 mdpl (meter di atas permukaan laut) mampu memikat hati para pendaki dengan pesona alamnya yang sangat unik. Lebar kawah Gunung Tambora tujuh kilometer, keliling kawah 16 kilometer, dan kedalaman kawah dari puncak sampai dasar kawah kedalaman 800 meter, sehingga kawah Gunung Tambora terkenal dengan The Greatest Crater in Indonesia (Kawah Terbesar di Indonesia) akibat dari adanya letusan terdahsyat di dunia terkenal dengan The Largest Volcanic Eruption in History. Selain itu keindahan Gunung Tambora lainnya adalah padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang ditumbuhi bunga Edelweiss kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan jarak masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya keindahan batuan-batuan berlapis dan pada bagian atasnya datar seperti meja menjadikan fenomena alam yang menakjubkan. Ada pula lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.
Yang tak bisa dilewatkan adalah keindahan yang bisa dinikmati di puncak Gunung Tambora, dengan pemandangan kawah, lautan, Pulau Satonda, padang pasir luas yang indah. Gunung Tambora termasuk salah satu gunung yang indah di Indonesia, tentunya dengan fenomena alam yang menakjubkan.
Gunung Tambora secara administratif terletak di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, dan secara geografis terletak antara: 8o – 25′LS dan 118o – 00′ BT dengan ketinggian antara 0-2.851 mdpl, gunung tersebut merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi yaitu: Tambora Utara Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Selatan Hunting Park dengan luas 30.000 hektar.
Tambora Utara Wildlife Reserve dengan ketinggian antara 1.000 sampai 2.281 mdpl sebagai kawasan yang penting karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, dan sangat berpotensial untuk menjadi tempat wisata karena ciri-ciri geologi-nya sangat berbeda dengan kawasan lainnya. Juga sebagai tempat perlindungan satwa (wildlife sanctuary). Tambora Selatan Hunting Park dengan ketinggian antara 500 sampai 2.820 mdpl sebagai kawasan yang dikelola secara khusus untuk daerah berburu. Kawasan Gunung Tambora sangat kaya dengan kekayaan flora maupun fauna. Jenis-jenis flora yang paling banyak dijumpai, antara lain: alang-alang (Imperata cylindricca), Dendrocnide stimulans, Duabanga molluccana, Eugenia sp, Ixora sp, edelweiss (Anaphalis viscida), perdu, anggrek, jelatan/daun duri. Jenis-jenis fauna yang banyak dijumpai, antara lain: menjangan/rusa timor (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa), kera berekor panjang (Macaca fascicularis), lintah (Hirudo medicinalis), agas.
Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwa pada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Letusan dahsyat gunung tersebut telah menyemburkan materi paling banyak dalam sejarah manusia, diperkirakan menyemburkan sebanyak 36 mil kubik, menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalaman kawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer, mengalahkan letusan Gunung Krakatau yang menyemburkan lima kilometer kubik dan letusan tersebut menimbulkan lubang kawah selebar lima kilometer dengan kedalaman kawah 500 meter. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan Gunung Tambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.
Debu halus yang disemburkan dari letusan Gunung Tambora menutupi langit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Hal yang menarik dari peristiwa ini adalah lapisan debu yang menyembur ternyata telah menghambat sinar Matahari untuk mencapai Bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan musim secara tiba-tiba di beberapa bagian Bumi dan temperatur udara mengalami perubahan drastis di dunia. Pada musim panas tahun 1815 di belahan Bumi sebelah utara menjadi musim dingin karena kurangnya sinar matahari yang mampu menembus ke Bumi. Masyarakat di Pulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dan tidak bisa diolah sehingga dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai 80.000 penduduk tewas karena kelaparan yang melanda Pulau Sumbawa dan juga Pulau Lombok.
Sebelumnya pernah terjadi pula letusan Gunung Tambora pada tahun 1812 sehingga penduduk Sanggar menyaksikan kejadian tersebut, walaupun tidak sedahsyat tahun 1815. pada tanggal 5 April 1815 dentuman letusan gunung ini terdengar sampai ke Jakarta (1.250 kilometer) dan Ternate (1.400 kilometer). Hujan abu pertama jatuh di Besuki, Jawa Timur. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer) dan gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini terdengar sampai Surabaya (600 kilometer) dan mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah korban letusan Gunung Krakatau yaitu sejumlah 36.000 orang.
KALAU melakukan pendakian ke Gunung Tambora sebaiknya melalui jalur resmi, yang relatif lebih aman dari jalur lain, untuk menuju ke Dusun Pancasila dengan menggunakan armada darat dari Cabang Banggo (baca: cabang Mbanggo) Kabupaten Sanggar dapat ditempuh selama dua jam 15 menit. Para pendaki sebaiknya menginap di basecamp Bapak Lewah, Kepala Dusun Pancasila, atau menginap di rumah Bapak M Yusuf (babe), seorang guide pendakian Gunung Tambora yang sangat berpengalaman mengenai seluk-beluk dan sejarahnya Gunung Tambora. Dari Dusun Pancasila menuju ke Pos I dapat ditempuh selama satu jam, di Pos I tersebut terdapat sebuah pondok dan sekitar 20 meter terdapat mata air berbentuk sumur dengan airnya yang jernih, Kemudian dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama satu jam, di pos tersebut terdapat tempat datar untuk beristirahat dan sekitar lima meter dari tempat tersebut terdapat sungai kecil yang mengalirkan air jernih. Dari Pos II melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Pos III dengan melalui hutan yang lebat dapat ditempuh selama tiga jam. Di Pos III tersebut ada tanah datar luas, terdapat pula pondok untuk tempat berteduh para pemburu rusa timor, adapun cara berburunya yaitu dengan menggunakan anjing sebagai pelacak dan menggunakan senapan laras panjang. Di Pos III tersebut merupakan mata air terakhir untuk mengambil air.
Dari Pos III menuju ke Pos IV melalui medan hutan lebat dan ditempuh selama satu jam, kemudian dari Pos IV menuju ke Pos V dapat ditempuh selama 30 menit, kemudian dari Pos V menuju ke Bibir Kawah dapat ditempuh selama dua jam, dengan melalui vegetasi yang beralih dari vegetasi hutan ke vegetasi Edelweiss dan dari vegetasi Edelweiss menuju padang pasir. Selama perjalanan kita akan menikmati keindahan alam yang menakjubkan dengan melalui jalur berpasir di kanan-kirinya melihat keunikan bunga Edelweiss yang berbeda dengan di gunung-gunung lain yaitu bunga tersebut sangat pendek sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan letaknya masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya jenis rerumputan dengan tinggi sekitar satu meter sampai 1,5 meter membentuk barisan-barisan.
Selain itu ada batuan berlapis yang banyak dijumpai di padang pasir dengan bagian atasnya datar seperti meja yang lebar. Batuan berlapis tersebut telah mengalami proses perlapisan batuan akibat dari adanya lelehan lahar setelah berkali-kali gunung tersebut meletus. Lelehan lahar itu kemudian mengalami proses pembekuan serta proses pembatuan. Dalam kurun waktu lama pada bagian-bagian lapisan batuan yang kurang keras mengalami proses pengeroposan (korosi) kemudian hancur menjadi hamparan pasir atau sering disebut padang pasir. Sedang pada bagian-bagian batuan yang keras menjai batuan yang berlapis-lapis dan pada bagian atasnya datar dengan jarak masing-masing batu sekitar 10 meter lebih dengan ketinggian yang sama pada masing-masing batuan berlapis tersebut.
Setelah sampai di bibir kawah para pendaki dapat menikmati pemandangan yang indah kawah Doro Afi Toi (dari bahasa Bima, sebuah nama kawah Gunung Tambora yang terkenal dengan letusan dahsyat yang mengalahkan letusan dasyat Gunung Krakatau, juga dapat melihat lapisan batuan di sepanjang tebing kawah Doro Afi Toi. Perjalanan dari bibir kawah menuju ke Puncak Gunung Tambora ditempuh selama satu jam 30 menit dengan melalui hamparan padang pasir dan di kanan kiri terdapat bunga Edelweiss serta batuan berlapis. Sesampainya di Puncak Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 mdpl para pendaki akan lebih leluasa menikmati pemandangan yang indah, salah satunya pesona kawahnya yang sangat lebar dengan adanya telaga hijau di dasar kawah akibat letusan terdasyat dalam sejarah sehingga dapat menghasilkan fenomena alam yang menakjubkan.
ASAL mula nama Gunung Tambora menurut cerita turun temurun ada dua versi, yaitu: Pertama, berasal dari kata lakambore dari bahasa Bima yang berarti mau ke mana, untuk menanyakan tujuan bepergian kepada seseorang. Kedua, dari kata ta dan mbora, dari bahasa Bima, kata “ta” yang berarti mengajak, dan kata “mbora” yang berarti menghilang, sehingga arti kata Tambora secara keseluruhan yaitu mengajak menghilang.
Ini berasal dari cerita turun temurun, dahulu ada seseorang sakti yang pertama kali ke gunung tersebut (sekarang Gunung Tambora), bertapa dan tidak diketemukan lagi karena telah menghilang di gunung tersebut. Kalau istilah bahasa Jawa-nya moksa, yaitu menghilang jasadnya secara tiba-tiba dan bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan dalam melihat roh halus. Kemudian orang sakti yang menghilang tersebut pernah menampakkan diri di sebuah pulau yang terletak di sebelah barat laut Pulau Sumbawa juga dapat terlihat dari puncak Gunung Tambora. Maka pulau tersebut dinamai Pulau Satonda dari kata tonda yang berarti tanda/jejak kaki. Pulau tersebut dapat dilihat dari puncak Gunung Tambora, tampak dari atas berbentuk telapak kaki kanan manusia. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami. Diduga danau di Pulau Satonda tersebut mempunyai terowongan dari gua bawah laut menyambung dengan laut. Pulau Satonda dengan ketinggian antara 0 sampai 300 mdpl merupakan taman rekreasi (recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 Ha mempunyai ciri-cirinya yang unik.
Sekarang pulau tersebut telah menjadi kawasan yang dilindungi (strict nature reserve). Pulau Satonda sangat baik untuk menjadi tempat untuk mempelajari hutan, karena hutan di pulau tersebut hancur akibat letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan yang baru dan hanya ditemukan di Danau Satonda saja. Pulau tersebut menjadi habitat sejumlah besar jenis-jenis burung yang dilindungi. Kesemua keindahan alam yang menjadi satu kesatuan menciptakan suatu fenomena indah, unik.
Pesona alam di Gunung Tambora makin menambah keelokan panorama alam Indonesia. Kita semua wajib untuk mengenali dan melestarikannya. Alam Indonesia menjadi obyek penelitian yang sangat menarik oleh para ilmuwan.
peristiwa lombok
peristiwa di pulau lombok
Obyek Wisata Bantimurung
Sedang murung atau sedih? Jangan risau.
“Banting saja kemurunganmu di Bantimurung,” seloroh kawan saya saat kami bercakap mengenai obyek wisata andalan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jaraknya lebih kurang 45 km dari Kota Makassar.
Dan memang benar, selama saya melewatkan masa SMA di Maros dulu (1986-1989), Bantimurung menjadi pilihan berwisata bagi kami sekeluarga dan teman-teman sekolah. Selain memang tempatnya dekat, air terjun serta obyek wisata lain yang ada di sekitarnya menawarkan keindahan. Kemurungan itu rasanya bagai terbanting. Dari pusat kota Maros, Bantimurung sudah dapat dijangkau dengan waktu lebih kurang 20 menit dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
Secara geografis objek wisata Bantimurung memiliki luas wilayah mencapai 6.619,11 km2 Memasuki kawasan ini, kita akan disambut oleh sebuah gapura besar dengan kupu-kupu raksasa, diikuti patung kera berukuran jumbo. Ini menandakan Bantimurung merupakan habitat asli kupu-kupu dan kera.
Air terjun jatuh perlahan melalui batu cadas dari ketinggian 15 meter dan lebar 20 meter menyajikan nuansa alam yang khas. Selain pemandangan alam yang indah, air terjun ini juga dimanfaatkan oleh pengunjung untuk kegiatan mandi atau sekadar untuk merasakan percikan sejuk air pegunungan.
Read More »
Posted under Wisata
Pantai Indah Bulukamba
Kenangan itu rasanya masih lengket di benak saya. Ketika itu, pada 1993, saya bersama kawan-kawan satu angkatan di Jurusan Teknik Mesin Unhas Makassar berwisata ke pantai eksotis yang terletak di ujung selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.Rombongan kami berangkat dengan menyewa bis dari Makassar. Pantai Bira terletak sekitar 40 km dari Kota Bulukumba, atau 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan dari Kota Makassar ke Kota Bulukumba dapat ditempuh menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova dengan tarif sebesar Rp 35 ribu. Selanjutnya, dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh menggunakan mobil pete-pete (mikrolet) dengan tarif berkisar antara Rp8000- Rp 10 ribu. Total waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3,5-4 jam. Tarif masuk ke lokasi Pantai Bira sebesar Rp 5000/orang. Jadwal penerbangan ke Makassar dari kota-kota besar di Indonesia cukup sering, sehingga bukanlah hal sulit bila Anda berminat berkunjung ke surga tropis di Bulukumba ini.
Obyek Wisata Bantimurung
Sedang murung atau sedih? Jangan risau.
“Banting saja kemurunganmu di Bantimurung,” seloroh kawan saya saat kami bercakap mengenai obyek wisata andalan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jaraknya lebih kurang 45 km dari Kota Makassar.
Dan memang benar, selama saya melewatkan masa SMA di Maros dulu (1986-1989), Bantimurung menjadi pilihan berwisata bagi kami sekeluarga dan teman-teman sekolah. Selain memang tempatnya dekat, air terjun serta obyek wisata lain yang ada di sekitarnya menawarkan keindahan. Kemurungan itu rasanya bagai terbanting. Dari pusat kota Maros, Bantimurung sudah dapat dijangkau dengan waktu lebih kurang 20 menit dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
Secara geografis objek wisata Bantimurung memiliki luas wilayah mencapai 6.619,11 km2 Memasuki kawasan ini, kita akan disambut oleh sebuah gapura besar dengan kupu-kupu raksasa, diikuti patung kera berukuran jumbo. Ini menandakan Bantimurung merupakan habitat asli kupu-kupu dan kera.
Air terjun jatuh perlahan melalui batu cadas dari ketinggian 15 meter dan lebar 20 meter menyajikan nuansa alam yang khas. Selain pemandangan alam yang indah, air terjun ini juga dimanfaatkan oleh pengunjung untuk kegiatan mandi atau sekadar untuk merasakan percikan sejuk air pegunungan.
Read More »
Posted under Wisata
Pantai Indah Bulukamba
Kenangan itu rasanya masih lengket di benak saya. Ketika itu, pada 1993, saya bersama kawan-kawan satu angkatan di Jurusan Teknik Mesin Unhas Makassar berwisata ke pantai eksotis yang terletak di ujung selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.Rombongan kami berangkat dengan menyewa bis dari Makassar. Pantai Bira terletak sekitar 40 km dari Kota Bulukumba, atau 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan dari Kota Makassar ke Kota Bulukumba dapat ditempuh menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova dengan tarif sebesar Rp 35 ribu. Selanjutnya, dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh menggunakan mobil pete-pete (mikrolet) dengan tarif berkisar antara Rp8000- Rp 10 ribu. Total waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3,5-4 jam. Tarif masuk ke lokasi Pantai Bira sebesar Rp 5000/orang. Jadwal penerbangan ke Makassar dari kota-kota besar di Indonesia cukup sering, sehingga bukanlah hal sulit bila Anda berminat berkunjung ke surga tropis di Bulukumba ini.
Langganan:
Postingan (Atom)